Pengelolaan Limbah Gas
Jenis limbah berikutnya yang perlu penanganan khusus adalah Gas. Limbah gas sering dikatakan menjadi limbah yang berbahaya dibandingkan dengan limbah cair dan padat, karena limbah jenis ini tidak dapat dilihat dengan mata. Sehingga penanganan jenis limbah ini perlu dilakukan secara tepat agar tidak mencemari lingkungan.
Proses pengelolaan Limbah dilakukan dengan cara mengurangi jumlah gas yang dibuang dengan desulfurisasi menggunakan filter basah.
Metode ini digunakan untuk menyamarkan bau tak sedap yang keluar. Bisa juga dilakukan dengan metode fase padat. Dengan metode ini, bau gas akan di serap dengan adsorben padat berupa arang aktif.
Selain kedua cara tersebut, banyak pelaku industri yang melakukan penanganan limbah gas dengan mengurangi jumlah buangan gas dengan bahan bakar ramah lingkungan.
Jenis penanganan limbah selanjutnya adalah penanganan Limbah B3. Penanganan Limbah B3 tentu berbeda dengan penanganan jenis limbah sebelumnya. Sebelum dibuang, langkah-langkah penyimpanan pun harus diperhatikan supaya tidak menimbulkan dampak buruk bagi lingkungan dan makhluk hidup. Bahkan dalam penanganannya, limbah B3 tidak diperbolehkan untuk disatukan dengan jenis limbah lain. Selain itu, limbah B3 dalam penyimpanan perlu izin dari Pemerintah setempat.
Penanganan Limbah B3 bisa dilakukan dengan tiga cara, yaitu:
Proses pengelolaan limbah jenis ini dilakukan dengan menyisihkan bahan tersuspensi ukuran besar dan mengendap atau mengapung. Umumnya dilakukan pada bahan-bahan seperti minyak dan lemak. Cara ini juga dilakukan dengan menyisihkan bahan tersuspensi atau pemekatan lumpur endapan dengan memberikan aliran udara ke atas.
Pengelolaan dengan cara kimia dilakukan dengan menghilangkan partikel yang sulit mengendap seperti logam berat, fosfor, dan zat organik beracun. Cara ini dilakukan dengan menggunakan bahan kimia tertentu menyesuaikan pada jenis dan kadar limbah.
Pengelolaan limbah B3 dengan bahan kimia dilakukan dengan stabilisasi/solidifikasi: proses mengubah bentuk fisik senyawa kimia dengan menambah bahan pengikat atau zat pereaksi. Penambahan tersebut dilakukan untuk memperkecil pelarutan, pergerakan, dan penyebaran racun pada limbah sebelum dibuang.
Cara terakhir dalam pengelolaan limbah B3 adalah dengan cara biologi atau bioremediasi dan fitoremediasi.
Bioremediasi adalah cara yang dilakukan dengan menggunakan bakteri atau mikroorganisme lain untuk membantu mengurai limbah B3. Fitoremediasi adalah cara penanganan limbah industri dengan menggunakan tumbuhan untuk mengabsorbsi dan mengakumulasi bahan beracun dari tanah. Kedua cara tersebut sering digunakan, karena biaya yang dikeluarkan relatif rendah. Tetapi kekurangannya, cara tersebut perlu waktu lama jika jumlah limbah yang akan diurai cukup banyak.
Baca Juga: Ciri Ciri Air Mengandung Limbah, Nomor 5 Bikin Ngeri
Pencemaran limbah industri dan cara penanganannya perlu dilakukan secara tepat. Anda juga membutuhkan Laboratorium Lingkungan untuk mengetahui dampak dari Limbah yang dikeluarkan dari proses Manufaktur dan Industri. Pastikan Anda selalu melakukan uji dan monitoring limbah sesuai dengan kebijakan dan aturan yang berlaku.
Jika Anda membutuhkan Laboratorium Lingkungan, Anda bisa menggunakan Layanan Uji dan Analisa Limbah oleh PT Advanced Analytics Asia (A3) Laboratories. Tim Penguji kami sudah berpengalaman dan bersertifikasi dalam penanganan Limbah Industri. Dapatkan Penawaran sekarang!!
Yuk, beri rating untuk berterima kasih pada penjawab soal!
Kategori Limbah Berdasarkan Berbagai Sisi
Tidak hanya berdasarkan karakteristiknya, limbah juga bisa dibedakan dari jenisnya.
Umumnya ada beberapa kategori pembeda dari limbah.
Pertama dari mana limbah tersebut dihasilkan atau bersumber dan selanjutnya adalah senyawa atau kandungan yang ada pada dalam limbah.
Berikut ini adalah penjelasan lebih lengkapnya.
Karakteristik dari Limbah
Secara umum yang dikatakan limbah harus memiliki karakteristik ukuran yang mencapai mikro, sifatnya yang dinamis, memiliki penyebaran dengan dampak luas dan berjangka panjang.
Namun ada karakteristik lain dari limbah jika dilihat dari unsur fisik, kimia, dan biologinya.
Untuk unsur fisik dilihat dari bentuknya seperti kepadatan, baunya, suhu, dan warna limbah sendiri.
Sedangkan untuk unsur kimia tentunya dilihat dari berdasarkan kandungan bersifat kimiawi yang ada pada limbah.
Untuk unsur biologi sendiri dinilai dari seberapa besarnya pengaruh limbah pada kualitas air.
Terutama pada kualitas air sebagai air minum dan air bersih.
Dari karakteristik yang ada limbah ini, limbah dipisahkan menjadi beberapa jenis dan beberapa kategori.
Berikut ini adalah penjelasan mengenai jenis dan kategori limbah.
Penanganan atau Pengelolaan Limbah
Limbah industri perlu dikelola dengan baik. Proses penanganan dan pengelolaan limbah industri, perlu dilakukan secara penuh kehati-hatian, tanpa harus terjadinya pencemaran lingkungan yang krusial.
Setiap jenis limbah membutuhkan penanganan secara berbeda-beda. Berikut beberapa langkah yang perlu dilakukan:
Adanya Limbah Organik dan Anorganik Adalah Penggolongan Limbah Berdasarkan
Limbah bisa diartikan sebagai bahan sisa dari pembuangan yang sudah tidak bisa dipakai atau diolah kembali.
Limbah menjadi hasil sisa produksi baik dari alam maupun aktivitas manusia di Bumi ini.
Jika tidak dikelola dengan baik, limbah menimbulkan resiko akan mencemari manusia dan mempengaruhi kehidupan manusia secara luas.
Berikut ini adalah karakteristik limbah secara keseluruhan.
Kategori Limbah Berdasarkan Komposisi atau Senyawanya
Adanya limbah organik dan anorganik adalah penggolongan limbah berdasarkan senyawanya.
Selain organik dan anorganik jika dikelompokkan berdasarkan senyawanya ada juga golongan limbah B3.
Berikut ini adalah ulasan mengenai ketiga jenis limbah tersebut.
Secara sederhana limba organik adalah limbah yang mengandung material yang dapat diuraikan kembali.
Limbah ini mudah membusuk dan dipengaruhi oleh bakteri pengurai biasanya berasal dari alam maupun tumbuh-tumbuhan.
Contoh limbah organik sendiri seperti daun-daun, limbah dari memasak seperti kulit telur, kulit bawang, dan sisa makanan, kotoran hewan.
Sisa makanan dan sisa dari kegiatan organik lainnya.
Limbah Anorganik bisa disebut sebagai kebalikan dari limbah organik.
Jika limbah organik tersusun dari material yang dapat diuraikan.
Maka limbah anorganik disusun dari material yang sulit diuraikan bahkan tidak bisa terurai sama sekali.
Limbah anorganik sulit bahkan tidak bisa dipengaruhi sama sekali oleh bakteri pengurai.
Limbah anorganik inilah yang biasanya menghasilkan dampak buruk pada lingkungan secara luas.
Contoh dari limbah anorganik sendiri adalah limbah pabrik yang mengandung zat kimia tinggi, limbah asap, sisa kain dari industri tekstil, sampah botol plastik yang tidak didaur ulang kembali, kemasan sachet yang dibuang sembarangan.
Sampai sampah industrial yang berbentuk logam dan padatan.
Dampak Terhadap Tanah
Salah satu elemen lingkungan selain air udara yang sering terdampak dari aktivitas industri adalah tanah. Limbah industri yang dibuang atau di kubur di tanah akan merusak kesuburan tanah tersebut. Sehingga akan mengganggu ekosistem tanah.
Jika tanah tersebut ditanami tumbuhan yang dapat dikonsumsi, maka polusi pencemaran tersebut akan melekat molekul-molekul pada tanaman yang berbahaya terhadap manusia.
Limbah Berdasarkan Sumbernya
Jika dilihat berdasarkan sumbernya maka ada lima jenis limbah yang utama.
Yaitu limbah domestik, limbah industri, limbah dari pertanian, limbah dari kegiatan wisata, limbah dari dunia medis atau yang disebut juga limbah medis.
Untuk itu berikut ini adalah ulasan dari limbah-limbah tersebut.
Seperti namanya, limbah domestik adalah limbah yang dihasilkan dari kegiatan sehari-hari.
Lebih tepatnya adalh limbah yang dihasilkan dari kegiatan rumah tangga.
Limbah domestik paling banyak dihasilkan pada kegiatan massal seperti kegiatan jual beli di pasar.
Bisa juga dihasilkan dari kegiatan memasak di dapur atau buang air dan sebagainya.
Seperti namanya pula, limbah industri dihasilkan dari kegiatan industri.
Kegiatan industri ini bisa meliputi bidang yang sangat luas.
Mulai dari limbah makanan yang dihasilkan oleh bisnis restoran, limbah asap yang dihasilkan oleh pabrik-pabrik dan bentuk-bentuk limbah yang lain.
Limbah ini merupakan hasil buangan dari proses industri yang berlangsung.
Limbah pertanian adalah limbah yang berasal dari daerah yang aktivitas utamanya adalah pertanian.
Tidak hanya kegiatan pertanian, limbah pertanian juga bisa dihasilkan dari kegiatan perkebunan.
Limbah ini biasanya memiliki jenis limbah organik karena umumnya mudah terurai.
Limbah Pertambangan adalah limbah yang berasal dari daerah yang aktivitas utamanya adalah pertambangan.
Biasanya limbah dari aktivitas tambang ini memiliki senyawa kimia dan karakteristik kimiawi yang tinggi.
Sehingga jika tidak diolah dengan baik beresiko untuk merusak lingkungan sekitar.
Limbah wisata adalah limbah yang dihasilkan dari kegiatan wisata atau mobilitas masyarakat.
Hal ini termasuk limbah asap dari sarana transportasi.
Limbah minyak dari perahu atau kapal yang digunakan dalam pengelolaan wisata bahari dan segala sesuatunya.
Sama seperti limbah pertambangan, biasanya limbah medis memiliki senyawa dan karakteristik kimiawi yang tinggi.
Pada umumnya adalah sisa dari pembuatan obat-obatan atau zat kimia yang digunakan dalam pengobatan.
Tentu saja, limbah ini harus memiliki pengelolaan yang baik.
Diperlukan sebuah Instalasi Pengolahan Air Limbah Medis Seperti Halnya Instalasi Pengolahan limbah rumah sakit maupun untuk yang lebih kecil ipal medis puskesmas
Pengertian Limbah Industri
Limbah industri merupakan sampah industri yang dihasilkan dari proses manufaktur atau industri. Limbah ini memiliki berbagai jenis, tergantung dari produk industri yang dihasilkan. Setiap limbah yang dihasilkan oleh industri memiliki senyawa, partikel, bahan berbahaya dan beracun yang dapat berdampak pada lingkungan, manusia, serta makhluk hidup lainnya.
Jenis Limbah Industri
Limbah industri memiliki beberapa jenis, jenis limbah ini terbagi menjadi 4 kelompok, yaitu:
Jenis limbah satu ini mungkin menjadi jenis limbah yang cukup banyak ditemukan dan sering menjadi limbah yang sering di protes oleh masyarakat yang wilayahnya terdampak. Limbah cair merupakan limbah dengan wujud cair yang dihasilkan dari kegiatan produksi pada manufaktur atau industri.
Limbah cair ini menjadi jenis limbah yang memiliki masalah paling besar, karena sering menjadi jenis limbah yang memiliki zat yang dapat mempengaruhi ekosistem maupun kesehatan manusia, jika tidak ditangani dengan tepat. Jenis zat tersebut bisa mengendap ke dalam tanah, mempengaruhi tanaman, hewan, dan manusia.
Baca Juga: Mengenal Karakteristik Limbah Cair, Nomor 3 Paling Sering Ditemui!
Limbah padat merupakan jenis limbah yang dihasilkan dari proses pengolahan industri maupun tempat-tempat umum. Jenis limbah padat muncul dari sisa-sisa produksi yang tidak terpakai, jenis bubur, dan lumpur dari hasil industri termasuk kelompok limbah padat.
Selain itu, limbah padat hasil produksi terbagi menjadi dua jenis, yaitu organik kayu, karton, atau kertas. Serta anorganik besi, plastik, dan puing dari konstruksi.
Jenis limbah gas juga menjadi bagian limbah yang cukup berbahaya bagi lingkungan jika tidak ditangani dengan baik. Limbah gas ini adalah limbah yang bersumber dari pembakaran proses produksi, umumnya limbah ini keluar dari cerobong asap pabrik.
Dampak dari limbah gas yang tidak ditangani dengan baik akan berpengaruh terhadap pencemaran udara yang berdampak buruk terhadap makhluk hidup di sekitar. Adapun golongan dari limbah gas adalah asap pabrik, kebocoran gas, pembakaran pabrik, kelebihan gas metana, karbon monoksida, dan hidrogen peroksida.